Mahalnya biaya
pendidikan di perguruan tinggi saat ini membuat institusi perguruan tinggi
mendapat kritik dan protes bahkan dari mahasiswanya sendiri, baru-baru ini para
mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Bali melakukan demo terhadap
kebijakan kampus yang memungut biaya pendidikan yang dianggap terlalu mahal
bagi para calon mahasiswanya dan diperparah dengan tidak adanya transparansi
mengenai pengelolaan dana tersebut, setidaknya begitulah apa yang saya ketahui.
Hal tersebut membuat saya teringat dengan kejadian beberapa bulan lalu yang sempat
viral, di mana terdapat berita yang mengabarkan penangkapan terhadap beberapa
mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Makasar, para mahasiswa
tersebut ditangkap bukan karena melakukan tindakan kriminal namun karena
mengkritik mahalnya biaya pendidikan di kampus dengan sebuah poster yang bertuliskan
“KAMPUS RASA PABRIK”.
Bagi anak-anak zaman now mungkin
tidak akan banyak yang paham apa maksud dari poster tersebut apalagi anak-anak
yang kegiatannya hanya membuka instagram
dan media sosial lainnya hanya untuk melihat bagaimana kehidupan orang lain dan
tidak mau tahu agenda penindasan apa yang sedang dilakukan oleh para kapitalis,
begitulah setidaknya keadaan di sekililing saya saat ini. Meminjam istilah Fernand
Braudel yang mengatakan “manakala
kapitalisme diusir lewat pintu, ia akan masuk kembali lewat jendela”, artinya
si kapital akan selalu berusaha untuk tetap menguasai apa yang seharusnya bisa
mereka kuasai, rasa-rasanya kutipan tersebut cukup mampu menggambarkan apa yang
terjadi saat ini termasuk dilingkungan institusi pendidikan.
Kembali pada pokok bahasan di atas,
maksud dari poster tersebut adalah untuk menyindir kampus mereka yang cenderung
semakin kapitalis di mana pihak kampus memungut uang yang terlalu mahal untuk
biaya pendidikan yang semakin tahun semakin mencekik sekaligus mempersempit hak
setiap orang untuk bisa menikmati pendidikan di tingkat universitas dan juga
bagaimana tindakan represif kampus ketika dikritik membuatnya semakin terasa
seperti sebuah pabrik yang di mana kebebasan buruh untuk bersuara dan
berserikat sangat terbatas.
Mahalnya biaya pendidikan yang
dianggap semakin tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat menimbulkan
aksi-aksi protes nan kritis dikalangan mahasiswa seperti yang terjadi di
Makasar dan di salah satu universitas yang konon katanya terbaik di pulau Bali,
hal ini mencerminkan bagaimana institusi pendidikan semakin hari berjalan
sebagai sebuah industri yang mencetak sarjana-sarjana selaku komoditas belaka.
“KAMPUS RASA PABRIK” bukan tujuan
dari pendidikan yang bangsa ini inginkan terutama perguruan tinggi negeri,
meningkatkan standar mutu kelulusan tentu sudah menjadi kewajiban tetapi
meningkatkan mutu untuk menjadi alasan merampok dan mencekik mahasiswa tidak
bisa dibiarkan dan diberikan tempat. Semoga mahasiswa khususnya adik-adik di S1
semakin garang dalam mengkritisi kebijakan kampus dan jangan sampai “KAMPUS
RASA PABRIK” semakin menjamur di Indonesia. LAWAN KAPITALISASI PENDIDIKAN!!!
Salah satu rekomendasi daerah di Inggris yang memiliki banyak universitas terbaik adalah Glasgow. Universitas rekomendasi terbaik. For More Information Visit Here -- https://www.uui.ac.id/2015/05/konferensi-ijcimbi-rekomendasikan-komersialisasi-hasil-riset-perguruan-tinggi/
ReplyDelete